Cari Blog Ini

Selasa, 04 Juni 2013

Contoh Penerapan Manajemen Resiko di Industri


A.Prinsip-prinsip manajemen risiko
 Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah
 Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi.
 Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan.
 Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian.
 Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur, dan tepat waktu.
 Manajemen risiko berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia.
 Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored)
 Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya.
 Manajemen risiko harus transparan dan inklusif.
 Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap perubahan.
 Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi secara berlanjut.
B.Kerangka kerja manajemen risiko
 Desain kerangka kerja
 Memahami organisasi dan konteksnya
 Kebijakan manajemen risiko
 Pengintegasian ke dalam proses organisasi
 Akuntabilitas
 Sumber daya
 Pengembangan komunikasi dan pelaporan internal
 Pengembangan komunikasi dan pelaporan eksternal
 Penerapan manajemen risiko
 Penerapan kerangka kerja manajemen risiko
 Penerapan proses manajemen risiko
 Pemantauan dan pengkajian kerangka kerja
 Perbaikan kerangka kerja secara berkelanjutan
C. Proses manajemen risiko
Proses manajemen risiko adalah penerapan secara sistematik kebijakan manajemen, prosedur
dan praktik manajemen dalam pelaksanaan tugas untuk melakukan komunikasi dan
konsultasi; menetapkan konteks; melakukan asesmen risiko yang meliputi identifikasi;
analisa dan evaluasi risiko; kemudian perlakuan risiko, dan diakhiri dengan pemantauan dan
pengkajian risiko.
 Komunikasi dan konsultasi
 Penetapan konteks
 Penetapan konteks eksternal
 Penetapan konteks internal
 Penetapan konteks proses manajemen risiko
 Pengembangan kriteria
 Asesmen risiko
 Identifikasi risiko
 Analisis risiko
 Evaluasi risiko
 Penanganan risiko
 Pemilihan alternatif penanganan risiko
 Persiapan dan penerapan rencana penangangan risiko
 Pemantauan dan kajian
 Pencatatan proses manajemen risiko

Sabtu, 01 Juni 2013

PPT SISTEM PENGAPIAN

PPT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


CEK THIS ==> https://docs.google.com/file/d/0B-Irl_8E7DN_ZHFhMEoxcHNQd0E/edit

PREVIEW

PPT KUMPARAN

KUMPARAN PPT



CEK THIS ==> https://docs.google.com/file/d/0B-Irl_8E7DN_QTdyaEwtV0J5V1k/edit?usp=sharing

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan dunia Otomotif mengalami perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan.Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi.Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah ,tapi justru sebaliknya .Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat,sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu,dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana.
Diberbagai perusahaan,biasanya akan memberikan gaji yang lebih pada mereka yang mampu dibidang yang berhubungan dengan kelistrikan.Karena orang-orang yang mampu dan ahli di bidang ini masih jarang.
Seorang sarjana teknik mesin khususnya konsentrasi otomotif ,harus memilik kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon –calon pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan –perusahaan otomotif.dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi yang lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini merupakan sistem yang sangat penting ,karena tanpa sistem ini mobil tidak akan dapat bergerak.
Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem tersebut adalah sistem pengapian .

PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan ada api.Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja,pasti ada sebab kemunculannya.Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem pengapian.Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.

2.2.Fungsi Sistem Pengapian
Motor pembakaran dalam (iternal combustion engine) menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam selinder . Pada motor bensin, loncatan bunga api bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan oleh torak didalam selinder.
Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam selinder akan terbakar.
Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkanars tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian (ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikan tegangan baterai menjadi 10 kV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Tipe sistem pengapian ini di pergunakan pada seluruh motor bensin untuk mobil modern.
Sistem pengapian baterai biasanyaterdiri dari baterai, ignition coil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi.


2.3.Nama Komponen Dan Fungsinya
1. Baterai (Accumulator)
Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignition coil
2. Kunci Kontak
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit primer
 3. Ignition Coil
Berfungsi untuk menaikan tegangan yang diberikan oleh baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
 4. Distributor
Fungsi distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian (FO)
Bagian-bagian distributor
• Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik (eletromagnetic induction).
• Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder.
• Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin.
• Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacun intake manifold).
• Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
• Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.
 5. Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Core)
Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
 6. Busi
Berfungsi untuk mengeluarkan listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya.
 7. Transistor
Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus primer

2.4.Cara Kerja Sistem Pengapian

Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina
menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerjaON, Platina menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi
 pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —->
Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda
 tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.



2.5  Pemeliharaan
  • Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian

Komponen-komponen pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan.
Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan.
Amati prosedur yang dianjurkan berikut.
Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan:
• Kecelakaan atau kematian
• Kebakaran kendaraan
• Kerusakan engine
• Kerusakan komponen elektronik.


PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting dalam dunia otomotif sehingga mempelajarinya merupakan keharusan. Beberpa hal yang harus diketahui dari sistem pengapian diantaranya:
• Nama komponen sistem pengapian
• Fungsi komponen sistem pengapian
• Cara kerja sistem pengapian
• Gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem pengapian, penyebab serta perbaikannya
• Pemeliharaan sistem pengapian